Ummu Fadhl, Pengoyak Kehormatan Abu Lahab

Sabtu, Agustus 23, 2014
Tiada seorangpun yang melahirkan orang-orang yang terkemuka
Seperti yang aku lihat sebagaimana enam putra Ummu Fadhl
Putra dari dua orang tua yang mulia
Pamannya Nabiyul Musthafa
Penutup para rasul dan sebaik-baik manusia
            Wanita yang satu ini bagai kuntum bunga berseri yang menghiasi akhlak Islami. Dialah Lubabah binti Al-Haris bin Bajir bin Hilaliyah. Dia lebih dikenal dengan nama Ummu Fadhl. Dia adalah satu dari empat wanita yang dinyatakan keimanannya oleh Rasulullah. Wanita mulia yang memiliki kedudukan tinggi di kalangan para sahabat. Bahkan Rasulullah terkadang mengunjunginya dan tidur siang dirumahnya.
            Ummu Fadhl masuk Islam sebelum hijrah. Dia termasuk wanita pertama yang memeluk Islam setelah Ummul Mukminin Khadijah. Suaminya, Abbas Paman Rasulullah telah terlebih dulu menyatakan keimanannya dan sangat disegani oleh kaumnya. Allah mengaruniai enam orang anak dari hasil pernikahan mereka. Salah seorang anak lelakinya, Abdullah bin Abbas bertutur, “ Aku dan ibuku termasuk orang-orang yang tertindas dari wanita dan anak-anak. “ Namun demikian, tak seorang wanita pun yang telah melahirkan enam lelaki soleh yang pandai dan mulia.
            Ummu Fadhl dikenal pula sebagai seorang wanita yang pemberani. Ia tak segan memerangi Abu Lahab, musuh Allah.
            Dikisahkan bahwa ketika terjadi perang Badar, Abu Lahab tidak dapat ikut serta didalamnya. Ia mewakilkannya kepada Ash bin Hasyim bin Mughirah. Memang, begitulah kebiasaan mereka manakala seseorang tidak dapat mengikuti suatu peperangan, ia akan mewakilkannya kepada orang lain.
            Musibah menimpa orang-orang Quraisy pada perang Badar. Mereka mengalami kekalahan besar. Allah telah menghinakan dan merendahkan mereka, termasuk Abu Lahab.
            Suatu hari, Abu Rafi’, budak Rasulullah yang juga pernah menjadi budak Abbas, tengah menekuni pekerjaannya. Ia adalah pembuat gelas yang dipahat dari bebatuan yang diperoleh di sekitar sumur Zam-zam. Ketika itu ia tengah duduk-duduk bersama Ummu Fadhl, tiba-tiba Abu Lahab berlari mendatangi mereka, kemudian duduk bersama mereka.
            Ketika sedang duduk, tiba-tiba orang-orang berkata, “Abu Sufyan bin Harits telah datang dari Badar.”
            Abu Lahab berkata, “Suruh dia kemari. Aku telah menanti-nanti berita darinya.”
            Kemudian duduklah Abu Sufyan, sementara orang-orang berdiri berkerumun di sekitarnya.
            “Saudaraku, beritakanlah bagaimana keadaan orang-orang dalam perang Badar?” pinta Abu Lahab.
            Abu Sufyan berkata, “Demi Allah, tatkala kami menjumpai mereka, tiba-tiba mereka menyerang pasukan kami tanpa henti. Pasukan kaum muslimin itu memerangi kami dan menawan kami sesuka hati mereka. Tatkala aku menghimpun pasukan, kami melihat sekelompok laki-laki yang berkuda hitam putih berada di tengah-tengah manusia. Demi Allah, mereka tidak menginjakkan kakinya di tanah.”
            ‘Demi Allah, itu adalah malaikat,” seru Abu Rafi’ sembari mengangkat batu yang berada ditangannya.
            Abu Lahab pun naik pitam, ia kepalkan tangannya dan memukul Abu Rafi’ dengan keras. Selanjutnya Abu Lahab menarik dan membantingnya ke tanah. Kemudian mendudukkan dan memukulinya kembali. Ummu Fadhl pun bangkit mengambil sebuah tiang dari batu dan memukul kepala Abu Lahab sampai mengakibatkan luka yang cukup parah. Ummu Fadhl berkata, “Saya telah melemahkannya sehingga harga dirinya jatuh.”
            Beberapa saat kemudian, Abu Lahab bangkit dalam keadaan hina. Setelah itu ia hanya hidup selama tujuh malam hingga Allah menimpakan penyakit bisul yang menjadi penyebab kematiannya.
            Begitulah perlakuan seorang wanita mukminah yang pemberani. Gugurlah kesombongan dan merosotlah kehormatan seorang lelaki musyrik karena keberaniannya. Alangkah bangganya sejarah Islam mencatat Ummu Fadhl sebagai teladan bagi para wanita yang telah dibina oleh Islam.
            Ummu Fadhl wafat pada masa khalifah Utsman bin Affan sebagai sosok ibu salehah yang telah melahirkan tokoh semisal Abdullah bin Abbas yang berjuluk ‘Turjumanul Qur’an (yang ahli dalam hal tafsir Alqur’an). Jiwa kepahlawanan memancar dari akidah yang benar. Maka muncullah keberanian yang mampu menjatuhkan musuh Allah yang paling keras permusuhannya itu.
Sumber : Layla TM, Ayat-Ayat Pedang, Kisah-Kisah Pembangun Semangat Juang, Aqwam

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔